Untuk mengklasifikasikan golongan darah: A, B, AB atau O dan Rh-positif atau Rh-negatif.

• AFP untuk kanker hati
• CEA untuk berbagai kanker kanker usus besar
• CA19.9 untuk kanker pankreas
• CA125 untuk kanker ovarium
• CA15.3 untuk kanker payudara
• PSA untuk kanker prostat

Untuk mengukur kadar glukosa (gula) darah dan mengidentifikasi individu tanpa gejala yang cenderung menderita diabetes

• Glukosa
• HBA1c

Untuk mengukur komposisi sel darah merah, sel darah putih, hemoglobin, dan trombosit dalam darah. Mengevaluasi kesehatan secara keseluruhan dan mendeteksi berbagai macam gangguan, termasuk anemia, infeksi, dan leukemia

Untuk menunjukkan infeksi baru-baru ini atau sebelumnya. H. Pylori adalah bakteri yang menginfeksi lapisan lambung yang dapat menyebabkan tukak lambung dan dalam kasus yang jarang terjadi, kanker lambung.

Jika hasil tes negatif, maka kecil kemungkinan seseorang mengalami infeksi H. Pylori. Jika hasil tes positif, maka itu menunjukkan infeksi H. Pylori di masa lalu atau saat ini. Hasil tes harus dikonfirmasi lebih lanjut dengan tes napas urea.

Hepatitis A adalah infeksi virus yang menyebabkan hati membesar, meradang, dan nyeri. Virus dikeluarkan melalui tinja, dan ditularkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi.

Di sisi lain, hepatitis B adalah infeksi hati yang lebih serius. Orang dengan hepatitis B juga berisiko lebih tinggi terkena kanker hati. Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi.

Sekelompok atau panel tes darah yang secara kolektif melihat seberapa banyak zat besi dalam darah dan tubuh. Tes ini terdiri dari:

• Zat besi
• Feritin
• TIBC
• Transferin
• Saturasi Transferin

Ringkasan perubahan hasil tes zat besi yang terlihat pada berbagai gangguan.

Untuk memantau dan mengevaluasi risiko kardiovaskular dengan menganalisis kadar setiap jenis lemak dalam darah: kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida. T memantau dan menyaring risiko penyakit kardiovaskular.

Untuk mendeteksi, mengevaluasi, dan memantau penyakit atau kerusakan hati dengan mengukur kadar enzim, protein, dan zat lain tertentu yang diproduksi atau dikeluarkan oleh hati seperti alanine aminotransferase (ALT), alkaline phosphatase (ALP), aspartate aminotransferase (AST), gamma-glutamyl transpeptidase (GGT), bilirubin, dan albumin.

Untuk mengukur seberapa banyak faktor reumatoid (RF) dalam darah. Protein ini merupakan bagian dari respons imunogenik normal terhadap keberadaan entitas asing, seperti bakteri atau virus, yang membentuk kompleks yang dapat dihilangkan oleh sistem imun.

Artritis reumatoid (RA) akan mengembangkan protein abnormal yang disebut autoantibodi, yang dapat menyebabkan RA pada kadar tinggi. Sementara antibodi normal menyerang patogen seperti bakteri dan virus, autoantibodi seperti RF secara keliru menyerang sel dan jaringan tubuh yang sehat.

Untuk menilai kesehatan ginjal dan mengukur fungsi ginjal. Memberikan informasi tentang kadar kreatinin, natrium, kalsium, klorida, urea darah, dan kalium. Beberapa laboratorium juga menghitung laju filtrasi glomerulus.

Untuk menilai fungsi kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon seperti tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), yang mengatur cara tubuh menggunakan energi dan memengaruhi laju metabolisme.

Pemeriksaan urin secara menyeluruh dan mikroskopis. Untuk menganalisis spesimen urin. Pengujian kimia memungkinkan kita mendeteksi keberadaan darah, protein, glukosa, keton, dan zat lain dalam urin. Untuk mendeteksi dan mengelola berbagai gangguan seperti infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, dan diabetes.

Untuk mengukur jumlah Vitamin D dalam tubuh. Vitamin D terlibat dalam pengaturan kalsium dan fosfor, yang merupakan nutrisi penting untuk meningkatkan kekuatan tulang dan kesehatan sel. Kadar vitamin D dikaitkan dengan aktivitas sistem kekebalan tubuh, pencegahan kanker tertentu, pencegahan penyakit kardiovaskular, osteoartritis, atau resistensi insulin.

Untuk mengukur tingkat peradangan dan risiko penyakit kardiovaskular.